Menyusuri Kota Tua, Museum Bank Indonesia

| Minggu, 02 Maret 2014
               Hai sahabat alam!!.... Kali ini ane mau ngeshare kunjungan ane ke Museum Bank Indonesia sama temen-temen sekolah ane. Hari itu hari Kamis, 27 Februari 2014. Sekolah ane ngadain Outing atau study tour ke Museum BI tepatnya di dekat Kota tua. Langsung aja gan ke BI nya.
Ruangan sebelum memasuki menyusuru museum




              Museum Bank Indonesia, didirikan pada tanggal 21 Juli 1828. Gedung Museum BI merupakan gedung bekas bank belanda yaitu "De Javasche Bank" atau "DBJ".  Sebelum menjelajahi Museum BI petugas akan meminta semua tas agan-agan untuk dititipkan terlebih dahulu. Untuk ongkos pengunjungannya sebesar 0 Rp saja. Museum ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953 dan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005. Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. Dari pintu masuk agan-agan akan dialihkan ke ruang sejarah-sejarah. Disini berbagai Foto dan Diorama-diorama 3D disajikan untuk mengisi wawasan dan pengetahuan agan-agan semua tentang sejarah Bank Indonesia. Maaf kalo agak blur, karena ruangan tertutup.



Foto Penjajah yang pernah singgah di BI
Selepas dari ruangan diorama dan foto sejarah, langsung cabut menuju ruangan rapat.

Di ruangan rapat ini terdapat meja-meja dan kursi-kursi yang dipakai untuk ngobrol-ngobrol oleh orang-orang yang berhak. seluruh kursi dan meja ane kagak tau 100% murni semua atau replika. Semua furnitur bertemakan tahun 19-an dan semua terbuat dari kayu.


Dari Ruangan rapat langsung menuju ke ruangan hijau, enggak tau kenapa dinamakan ruang hijau atau mungkin dindingnya yang berwarna hijau atau apalah ga tau. Di ruangan hijau terdapat sebuah meja besar yang katanya dipakai untuk rapat besar-besaran, selain meja terdapat benda-benda peninggalan sejarah seperti mesin ketik, koin dan lain-lain. Barang-barang tidak boleh di sentuh apalagi dibawa pulang.

Dari ruangan yang disebut "Ruangan Hijau" ini agan langsung menuju ke ruang penyimpanan emas yang dibuat seperti aslinya alias replikanya. satu balok emas beratnya sekitar 13,5 Kg sesuai dengan Standar Internasional pada masa itu.

Sehabis dari penyimpanan emas, agan-agan dialihkan ke Ruangan Numismatik yang merupakan ruangan tempat penyimpanan barang dan mata uang peninggalan sejarah. Untuk melihat mata uang di ruangan numismatik agan harus masuk ke dalam ruangan kecil melalui pintu tempat penyimpanan brankas-brankas berharga milik BI, berbagai Mata Uang milik negara-negara asing yang lama maupun baru dipajang untuk dilihat, karena ruangan yang tertutup,kecil dan relatif gelap dan peraturan melarang foto menggunakan blitz karena dapat merusak koleksi-koleksi didalam. Jadi maklum tidak ada Pictnya.
Dibelakang Pintu baja setinggi kurang lebih 2 meter dan ketebalan mencapai 65 cm
Setelah ruangan numismatik atau ruangan terakhir ini, agan-agan akan diajak ke ruangan cendera mata jika ingin membeli suvenir atau kenang-kenangan dari Museum BI.

Setelah berkunjung ke Museum BI agan-agan akan lebih mengetahui sejarah-sejarah dan nuansa pengetahuan yang luas tentang Keuangan Indonesia.
Sekian Gan dari ane, nanti ane post lagi lanjutannya. 
Salam Sahabat Alam....:D

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲